Halaman

Minggu, 05 Agustus 2012

MERIAM KARBIT, SUNGAI KAPUAS, RAMADHAN DAN PONTIANAK

Ada satu momen menarik selama bulan puasa sepanjang tepi Sungai Kapuas di Kota Pontianak, Ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Meriam  berderet-deret sepanjang tepian. Meriam itu bukan meriam mesiu seperti gambar perang dengan VOC, pipa logam di atas gerobak/kereta, tetapi meriam karbit yang dibuat dari ruas-ruas bambu,  batang kelapa  atau dari batang pohon lain yang diameternya bisa mencapai 60 cm. Jika  kita berperahu menyusuri Sungai Kapuas, seolah-olah moncong-moncongnya diarahkan ke kita.
Untuk menyambut malam takbiran Idul Fitri 1431 Hijriyah, sebanyak 48 meriam dari kampung dan gang-gang di pinggiran Sungai Kapuas akan dilibatkan dalam Festival Meriam yang biasa dilaksanakan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Festival itu digelar setiap tahun, untuk Idul Fitri 1431 Hijriyah, akan dipusatkan di Gang Kuantan di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan.

Tradisi membunyikan meriam saat menyambut Lebaran sudah ada sejak berdirinya Kota Pontianak pada 1771 Masehi oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie. Menurut sejarahnya, saat hendak membangun kota, Syarif Abdurrahman Alkadrie yang bergelar Sultan membunyikan meriam. Peluru tempat jatuhnya meriam tersebut menjadi tanda tempat berdirinya kota sekaligus sebagai upaya untuk mengusir hantu di tempat dibangunnya Kota Pontianak

Tradisi membunyikan meriam karbit dahulu dilakukan selama Ramadhan hingga berakhirnya Lebaran. Namun lima tahun terakhir di era Walikota Buchary Abdurrahman, Pemerintah setempat membuat peraturan, meriam karbit hanya dapat dibunyikan pada saat tiga hari sebelum lebaran dan tiga hari setelah lebaran dengan alasan mengganggu ketenteraman masyarakat.
Hingga saat ini peraturan membunyikan meriam hanya berlaku saat malam takbiran hingga hari ketiga setelah Lebaran.  Untuk menyemangati warga di pinggiran Sungai Kapuas agar tidak kecewa dengan adanya peraturan tersebut, Pemerintah Kota Pontianak merancang kegiatan berupa festival meriam karbit pada setiap malam takbiran.

FOTO-FOTO TRADISI MERIAM PONTIANAK























Source: Taryadi
Photos: Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar